Kamis, 31 Oktober 2013 0 Komentar

Merokoklah untuk Tampak Belasan Tahun Lebih Tua



KOMPAS.com - Banyak dampak buruk dari merokok yang sulit disebutkan satu persatu. Dari mulai komplikasi kesehatan setelah operasi, kerusakan otak, hingga permasalahan kesehatan lainnya.

Selain itu, merokok juga bisa berakibat pada penuaan kulit. Sebuah studi baru yang dilakukan pada anak kembar membuktikan, merokok dapat menciptakan perbedaan pada sepasang anak kembar untuk hal kerutan pada wajah, dan tanda-tanda penuaan lainnya.

Para peneliti melibatkan pasangan kembar yang ikut serta dalam Twin Days Festival di Twinsburg, Ohio. Secara khusus, mereka melibatkan pasangan kembar yang salah satu di antaranya merupakan perokok atau keduanya merokok dengan perbedaan periode merokok minimal lima tahun.

Mereka kemudian menemukan 79 pasangan kembar, dan 57 di antaranya berjenis kelamin wanita. Rata-rata pasangan kembar yang terlibat dalam studi berusia 48 tahun.

Foto close up dari setiap peserta diunjukkan kepada ahli bedah yang tidak mengetahui riwayat merokok mereka. Menurut para ahli bedah, terdapat perbedaan penuaan wajah yang spesifik pada pasangan kembar.

"Merokok membuat Anda terlihat tua, itu pasti," kata Dr Elizabeth Tanzi, pakar kesehatan kulit dari Washington Institute of Dermatologic Laser Surgery yang tidak terlibat dalam penelitian.

Selain mencegah penyakit seperti kanker paru, serangan jantung, dan stroke, imbuh Tanzi, salah satu alasan terbaik untuk berhenti merokok adalah mencegah menuaan dini.

Beberapa tanda penuaan yang ditemukan para ahli bedah antara lain: kelopak mata kendur, kantung mata bergelambir, bintik-bintik hitam lebih banyak, keriput di bagian hidung, mulut, atas dan bawah mulut lebih banyak, dan dagu yang kendur. Mereka yang merokok, kata ahli bedah, memiliki tanda-tanda penuaan lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak. Begitu pula mereka yang merokok lebih lama lima tahun.

"Perbedaan antara perokok dan non-perokok sangat nyata, bahkan perbedaan lima tahun saja sudah menunjukkan hasil yang berbeda," ujar mereka.

Hasil tersebut bahkan masih tetap sama meski para peneliti sudah memasukan faktor-faktor lain seperti stres pekerjaan, konsumsi alkohol, dan penggunaan tabir surya. Selain itu, umumnya perokok memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Peneliti studi Dr Bahman Guyuron menyarankan penggunaan krim antipenuaan dan operasi plastik untuk mereka yang sudah terkena dampak penuaan dari merokok. Namun Guyuron lebih menekankan pada berhenti merokok atau tidak pernah merokok sama sekali.

"Kami berharap dengan mengungkap kerugian merokok seperti mempercepat penuaan dini dapat menghentikan orang dari kebiasaan tersebut," tegasnya.

Menurut data dari Institute of Health, merokok membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Kebiasaan tersebut juga bertanggung jawab atas hampir 87 persen kematian akibat kanker paru-paru.
0 Komentar

Penularan HIV dari Bumil ke Bayi Bisa Dicegah


Kompas.com - Seiring dengan makin bertambahnya jumlah wanita yang terinfeksi HIV, anak pun beresiko tertular. Berdasarkan data terbaru Kementrian Kesehatan, jumlah anak berusia 0-14 tahun dengan HIV angkanya mencapai 5,2 persen dari total kasus HIV/AIDS di Indonesia. Ada pun menurut estimasi Badan PBB untuk Masalah AIDS (UNAIDS), pada 2005 diperkirakan 3.000 bayi lahir dengan HIV setiap tahunnya di Indonesia.

Menurut dr.Samuridjal Djauzi,Sp.PD, yang mendalami tentang HIV/AIDS, risiko bayi tertular HIV dari ibunya sekitar 35 persen. Namun dengan upaya-upaya pencegahan angka itu bisa ditekan sampai 2 persen. "Bahkan di beberapa negara dilaporkan hingga 0 persen alias tidak tertular," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Senin (3/12/12).

Penularan HIV hanya dapat terjadi saat adanya pertukaran cairan tubuh dengan orang dengan HIV. Maka bayi belum tentu terinfeksi HIV pula apabila ibunya terinfeksi. Upaya-upaya pencegahan agar anak tidak tertular HIV dirangkum dalam program Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT) yang bertujuan menyelamatkan ibu dan bayi dari infeksi HIV.

PMTCT meliputi pemberian obat antiretroviral (ARV) untuk ibu yang positif HIV selama kehamilan, kelahiran dengan operasi caesar, dan pemberian makanan bagi bayi. Jika ibu hamil minum ARV cukup lama sehingga jumlah virus dalam tubuh dapat ditekan serendah mungkin, maka risiko penularan melalui kelahiran dan air susu ibu akan menurun tajam.

Pada saat kelahiran ibu harus memeriksakan jumlah muatan virus (viral load) dalam tubuhnya. Apabila viral load di bawah 1000, maka ibu masih bisa melahirkan secara normal. Jika tidak, ibu disarankan melahirkan lewat operasi caesar.

Tes HIV pada bayi baru bisa dilakukan setelah bayi berusia satu bulan. "Hal ini karena antibodinya belum sempurna sehingga masih memakai antibodi ibu. Maka pemeriksaan dapat dilakukan setelah 1 bulan setelah kelahiran, dengan cara memeriksa viral load-nya," tutur Samsuridjal.

Bila seluruh langkah-langkah PMTCT itu diikuti, maka kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya juga bisa ditekan. Karena itu, masyarakat disarankan untuk melakukan pemeriksaan HIV meskipun tidak dalam lingkungan beresiko.
Jumat, 25 Oktober 2013 0 Komentar

LOGO PIKM BUMI CEMARA


0 Komentar

VISI DAN MISI PIKM BUMI CEMARA


0 Komentar

STRUKTUR ORGANISASI PIKM BUMI CEMARA


Selasa, 22 Oktober 2013 0 Komentar

NARKOBA




 http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&docid=tWkmY1d1uMd9uM&tbnid=HciMPziEF5C_4M:&ved=0CAQQjB0&url=http%3A%2F%2Fanggabadrujaman.blogspot.com%2F2012%2F10%2Fposter-narkoba.html&ei=0MZlUsz7PI6biQenr4GoBA&bvm=bv.55123115,d.dGI&psig=AFQjCNF4aIH0VDxn38P3PV7Zgzx5lyl9BA&ust=1382488130316046
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari NarkotikaPsikotropika dan Zat Adiktif.
Senin, 21 Oktober 2013 0 Komentar
PUSAT INFORMASI DAN KONSELING MAHASISWA
BUMI CEMARA
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
17 OKTOBER 2013

 
;